
Selasa, 09 Februari 2010
di
09.01
|

Sedihnya.... aku tidak sampai 5 tahun menikmati indahnya punya kakek. Kakekku dari bunda meninggal dunia sebelum aku hadir di dunia ini. Sedangkan kakekku dari ayah, belum genap dua bulan lalu meninggalkan kami. Kalau ayah bilang sih, Allah menuntaskan kerinduannya pada makhluk-makhluknya yang istimewa tersebut.
Walaupun demikian, aku cukup tahu bahwa kedua kakekku tersebut adalah manusia-manusia yang hebat. Mereka meninggalkan warisan yang belum tentu ditinggalkan oleh orang yang kaya raya sekalipun. Warisan dari mereka tidak akan habis sampai tujuh turunan, bahkan lebih.
Mereka manusia hebat! Mereka telah berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik di dunia ini.
Di sini aku akan sedikit menceritakan mengenai kehebatan mereka.
Pertama, kakek dari bundaku. Beliau adalah seorang wiraswasta yang harus mulai kegiatannya mencari nafkah sejak pagi buta ketika sebagian besar orang masih terlelap dalam mimpinya. Hal ini dilakukannya berpuluh tahun demi menafkahi keluarganya. Tidak belimpah materi yang dihasilkan memang, tapi coba bayangkan dari jerih payahnya itu bunda bisa sekolah, kuliah dan sekarang bekerja.
Lalu kakek dari ayahku. Tidak jauh berbeda, beliau seorang Pegawai Negeri Sipil. Setiap hari beliau melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanannya dalam hal kependudukan. Waktu ayah kecil, beliau ditugaskan di lingkungan sekitar rumah, sehingga tak jarang setiap malam ada tamu/tetangga yang datang ke rumah membutuhkan pelayanannya. Beliau tetap melayaninya dengan baik. Pernah beliau ditugaskan di daerah yang lumayan crowded, lingkungan padat langganan banjir. Terakhir beliau ditugaskan di wilayah yang cukup jauh dari rumah dan di usianya yang sudah tidak muda lagi itu setiap hari beliau berangkat kerja dengan menggunakan sepeda motor dinas. Jerih payahnya berhasil, beliau berhasil memberi ilmu kepada anak-anaknya, termasuk ayahku. Beliau berhasil menyekolahkan mereka.
Menurut ayah, inilah 'warisan' yang sesungguhnya. Warisan dari kedua kakekku tersebut tidak bisa habis, akan terus diterima oleh kami semua anak cucunya.
Logikanya begini, kedua kakekku itu bekerja keras untuk membiayai ayah dan bunda sekolah sampai ke perguruan tinggi sehingga mereka bisa menjalani hidup seperti sekarang ini. Aku pun ikut merasakan hasilnya. Karena ayah dan bunda memiliki ilmu sebagai modal menjalani hidup, Insya ALLAH akupun nanti akan diberikan bekal ilmu yang cukup untuk menjalani hidupku kelak. Sebagaimana ayah dan bunda terima bekal itu dari kakekku. Begitu seterusnya, akupun kelak akan membekali anak-anakku dengan ilmu.

Bagikan
Diposting oleh
fath
Label:
Fathir says,
motivasi
0 komentar:
Posting Komentar